Aneka Makanan dan Kuliner Khas Imlek
Tahun Baru Imlek menjadi satu perayaan akbar yang ditunggu setiap tahunnya oleh masyarakat Tionghoa. Imlek sendiri sebenarnya merupakan sebuah perayaan menyambut musim semi yang berkaitan erat dengan kemakmuran. Nuansa kemeriahan sudah terasa bahkan sejak seminggu sebelum hari perayaan. Aneka ritual serta adat kebiasaan turun temurun mewarnai perayaan Imlek.
Dalam tradisi masyarakat keturunan Tionghoa, perayaan bukan hanya dirayakan dalam bentuk sembahyang, namun juga melalui ragam makanan khas atau kuliner. Apa sajakah yang menjadi kuliner khas Imlek bagi masyarakat Tionghoa?
Kue Keranjang: Perayaan Imlek tentu tidak akan lengkap tanpa adanya Kue Keranjang. Kue keranjang biasa disajikan dengan cara disusun bertingkat atau tinggi, dan semakin atas semakin kecil, yang menjadi lambang peningkatan rezeki atau kemakmuran. Sering juga disusun dengan kue mangkok warna merah di atasnya yang menjadi lambang kehidupan yang manis.
Mie Panjang Umur: Masyarakat Tionghoa yakin bahwa mie harus dihidangkan tanpa putus dari awal hingga akhir, mereka meyakini orang yang menyantapnya akan panjang umur.
Jeruk: Karena buah yang satu ini menjadi perlambang kekayaan dan kemakmuran yang selalu bertumbuh, buan Jeruk yang disajikan pada saat hari perayaan Imlek sebisa mungkin masih memiliki daun pada tangkainya. Daun ini menjadi pertanda adanya kehidupan dan kesejahteraan.
Pisang Raja: Jika ada buah lain yang harus ada ketika perayaan tahun baru Imlek, adalah pisang raja. Dengan makna yang tak jauh berbeda dari jeruk, yaitu kemakmuran dan kekayaan.
Telur Rebus dan Teh: Telur yang direbus bersama teh dipercaya masyarakat Tionghoa sebagai simbol kesuburan, selain juga untuk menambah energi dan stamina. Terkadang dengan campuran kayu manis, kecap asin atau lada hitam ke dalam air rebusan teh. Selain membuat telur beraroma lebih harum, rasa juga akan sedikit lebih asin. Selain rasa yang enak, telur yang direbus dengan teh, juga menghasilkan efek marmer yang cantik.
Ayam, Ikan dan Babi: 3 jenis hewan ini sering muncul dalam setiap perayaan tahun baru Imlek. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa ketiganya harus ada agar yang menyantapnya tidak meniru ketiga sifat yang ada pada binatang ini. Ayam, dilambangkan sebagai hewan serakah karena memiliki kebiasaan pindah tempat saat makanan belum habis. Babi, dilambangkan sebagai hewan yang malas. Sedangkan ikan mengandung dualisme makna, pada satu sisi, kulit bersisik kerap disandingkan dengan ular yang jahat, namun di sisi lain, ikan dilambangkan sebagai keberuntungan dan rezeki.
12 Macam Masakan dan 12 Macam Kue: Masyarakat Tionghoa yang berkecukupan biasa menyediakan 12 jenis masakan dan 12 jenis kue, terkait dengan shio yang berjumlah 12. Selain mengandung makna tertentu pada setiap masakan, kue yang disajikan juga disajikan dengan rasa yang lebih manis dari biasanya, yang harapannya agar hidup juga menjadi lebih manis dan rezeki yang melimpah pada tahun berikutnya.