Netizen Semarang Ngobrol 4 Pilar Kebangsaan Bareng MPR RI
Kemajuan teknologi informasi saat ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, telah banyak membantu kita dalam kehidupan sehari hari dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Namun di sisi lain, informasi yang sedemikian cepat sering pula ada informasi yang tidak benar atau hoax. Informasi seperti ini dapat merusak moral dan memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sabtu, 16 September 2017, di Hotel Grandhika Semarang, 50 netizen Semarang dan sekitarnya diundang dalam kegiatan yang bertajuk “Netizen Semarang Ngobrol Bareng MPR RI”. Mereka adalah blogger dan aktifis sosial media, dimana profesi mereka sangat strategis untuk dijadikan sebagai penyebar informasi positif bagi masyarakat.
Netizen Semarang Ngobrol Bareng MRP RI ini menghadirkan 3 pembicara dari MPR RI yaitu Siti Fauziah SE, MM (Kepala Biro Humas MPR), Bambang Sadono, SH, MH. (Ketua Badan Pengkajian MPR) dan Ma’ruf Cahyono, SH, MH. (Sekertaris Jenderal MPR).
Pada kegiatan itu diajak untuk mengantisipasi beragam Berita SARA dan Kabar HOAX yang mengancam 4 Pilar Kebangsaan Indonesia. Apa saja 4 Pilar Kebangsaan Indonesia tersebut?
4 Pilar Kebangsaan tersebut adalah:
1. Pancasila
2. Bhinneka Tunggal Ika
3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Indonesia sangat luas, dengan lebih dari 17 ribu pulau, dan dengan warga yang terdiri dari banyak suku, etnis dan juga agama, bukan hal mudah untuk bisa mempesatukan beragam sudut pandang masing-masing individu. Pasti akan muncul suatu saat dimana gesekan bisa terjadi, yang sangat berpotensi menganggu stabilitas Republik Indonesia bila kita tidak memulai dari sekarang untuk mencegahnya.
Seperti pada saat Pilpres atau Pilkada DKI, masing-masing pendukung saling mengejek dan berusaha menjatuhkan calon lain. Berita hoax pun sangat cepat menyebar. Untuk itu, kita harus cerdas menangkal hal-hal yang bisa menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Memperbanyak membaca agar kita paham mana jenis artikel positif yang membangun, mana artikel negatif yang bisa mengadu domba.
Seringkali kita akan lebih mudah percaya apabila kita menemukan konten yang memiliki satu sudut pandang dengan kita. Mengomentari dan berusaha membetulkan berita yang mungkin hoax di media sosial juga sebelas dua belas dengan mempercepat berita tersebut menyebar lebih cepat. Adalah lebih baik diam saat ada orang lain yang share berita yang kurang dipercaya, dan share hal positif lain untuk menutup berita tersebut. Karena algoritma di banyak media sosial akan mengangkat ke permukaan dari status atau berita yang banyak direspon. Jadi, kita harus mulai melatih diri agar bisa memilah-milih berita dan media online untuk kita ambil informasinya saat membacanya atau membagikannya.
Mari kita gunakan media sosial secara bijaksana, memanfaatkan blog dan akun media sosial untuk hal-hal positif, menularkan kebiasaan positif demi pesatuan dan kesatuan Indonesia.
Nah, bener banget iki, makin kita pengin ngebahas suatu info di sosmed padahal jelas2 infonya itu menyesatkan, malah makin ngehits tuh si pemilik info sesat tadi. Mendingan share yg bermanfaat saja.
Acara-acara positive kaya gini sepertinya harus sering-sering diadakan di Semarang nih 🙂
salam buat mimin..