Tonggak – Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Sejarah Kereta Api di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1860, pada masa kolonial Belanda.
1860: T.J Stieljes diperintahkan untuk menyelidiki tentang kemungkinan pembangunan transportasi dan jaringan kereta api di Jawa.
1864-1867: Pembangunan jaringan kereta api pertama di Hindia belanda di bawah pengawasan J.P de Bordes dari Nederlandsch Indische Spoorwerg Maatschappij NISM (Maskapai Kereta Api Hindia belanda) dengan lebar rel 1435 mm.
22 Juni 1865: Lokomotif uap pertama tiba di Hindia Belanda. Dua buah lokomotif buatan Borsig ini dipesan oleh NISM dan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan kereta api.
22 Juni 1865: Rel Kereta api pertama kali dibuka antara Semarang – Tanggoeng sejauh 25 KM.
16 September 1871: Diresmikannya jaringan rel antara Batavia – Buitenzorg (Bogor) yang dibangun oleh NISM. Lebar rel yang digunakan adalah 1067 mm.
21 Mei 1872: Semarang – Solo – Jogja terhubung oleh jaringan rel kereta api.
1876: Jaringan rel kereta api pertama dibangun di Sumatera yang menghubungkan Ule Lhee Banda Aceh. Jalur ini kemudian dilanjutkan sampai ke Besitang di perbatasan Sumatera Utara dengan lebar sepur 750 mm.
16 Mei 1878: Perusahaan Kereta Api Negara (Staatspoorwegen/ SS) meresmikan jalur mereka yang pertama. Jalur itu menghubungkan Surabaya dan Pasuruan.
1886: Deli Spoorwerg Maatschappij (DSM) mulai beroperasi di Sumatera Utara dengan jalur pertama menghubungkan Labuhan – Medan.
1891: SS membangun jalur kereta api di Sumatera barat antara Sawahlunto dan pelabuhan Teluk bayu untuk mengangkut batubara.
1894: Batavia – Surabaya terhubung dengan Jalur rel kereta api untuk pertama kali melalui Bogor – Sukabumi – Bandung Jogja dengan waktu tempuh tiga hari.
1898: Madoera Stoomtram Maatschappij mulai membangun jalur kereta api di Madura.
2 Mei 1906: Jalur cikampek – bandung dibuka sehingga mempercepat waktu tempuh Batavia – Surabaya menjadi 23 Jam.
1914: SS memulai pembangunan rel kereta api di Sumatera Selatan dan lampung. dimulai dari Panjang ke Kertapati dan Lubuk Linggau.
1 Januari 1917: Diresmikan jalur Cirebon – Kroya oleh SS. Pembukaan jalur ini mempersingkat jarak Batavia – Surabaya sampai 44 KM.
1918: Kereta Api diijinkan untuk berjalan pada malam hari, sehingga memungkinkan Batavia Surabaya ditempuh dalam waktu 17 Jam.
Juli 1922: Jalur kereta api dibangun oleh SS di Sulawesi Selatan yang menghubungkan Makassar – Takalar. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1930 karena tidak menguntungkan.
1924: Sinyal elektrik pertama dipasang oleh Deli Spoorweg maatschpij (DSM) pada jalur antara Medan – Belawan.
1925: Pada ulang tahun SS yang ke 50, diresmikan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia dan sekitarnya. Elektrifikasi ini kemudia dilanjutkan sampai ke Buitenzorg (Bogor).
1929: Pemecahan rekor kecepatan kereta api di Hindia Belanda. Lokomotif uap SS kelas 1000 berhasil menarik rangkaian sampai kecepatan 120 km/jam di jalur Batavia – Surabaya.
Januari 1943: Pemerintah Jepang membangun jalur kereta api sejauh 83 KM di Banten selatan untuk menjangkau pertambangan batubara di Gunung Mandur, Bayah. Pembangunan ini menelan banyak korban jiwa romusha.
Maret 1943: Dimulainya pembangunan jalur kereta api maut antara Muaro – Pekanbaru sejauh 220 KM oleh pemerintah Jepang. Pembangunan selama 15 bulan ini memperkerjakan romusha dan tawanan perang dan menelan 27.500 jiwa.
Februari 1948: Seluruh laskar rakyat dan pasukan TNI diperintahkan untuk hijrah ke wilayah yang dikuasai Republik Indonesia. Sementara itu rakyat ikut mengungsi pula masuk ke wilayah RI. Proses Hijrah tersebut mendapat bantuan dari DKARI.
1977: Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menerima lokomotif baru kelas CC201 dari General Electric Amerika Serikat. CC201 merupakan keluarga lokomotif diesel tersukses di Indonesia dengan jumlah lebih dari 140 unit.
1981: Industri Kereta Api (INKA) pabrik kereta api Indonesia didirikan di Madiun.
1984: Lokomotif Diesel elektrik berteknologi AC/DC pertama hadir di Indonesia. Lokomotif seri BB204 dioperasikan di Sumatera Barat untuk menarik batubara dari Sawahlunto.
1986: PJKA membeli lokomotif CC202 yang merupakan lokomotif terkuat di Indonesia dar General Motor Diesel Division, Ontario Canada. Lokomotif ini digunakan di Sumatera Selatan untuk menarik kereta batubara rangkaian panjang (babaranjang) dari Muara Enim.
1 Juni 1999: PT Kereta Api ( PT KA) resmi dibentuk menggantikan Perumka.
2004. PT KA memesan lokomotif Diesel tercanggih di Indonesia. Lokomotif CC204 generasi kedua (C20EMP) buatan General Electric Amerika Serikat ini dilengkapi dengan sistem komputer Brightstar Sirius.
Tonggak – Tonggak Sejarah Perkeretaapian Indonesia ini sebagaimana tertulis di dinding salah satu ruangan Lawang Sewu Semarang yang menyimpan foto foto sejarah dan peralatan perkereta apian di Indonesia. Lawang Sewu merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero).