Tugu Suharto, Antara Mitos, Mistik dan Lelaku Kungkum
Tugu Suharto terletak di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajah Mungkur, di tempat yang ditandai dengan monumen setinggi sekitar 8 meter ini merupakan pertemuan antara Kaligarang dan Kali Kreo. Di sini, pada pergantian tahun baru Jawa, 1 Sura,orang-orang melakukan ritual kungkum atau ngalap berkah, mereka percaya, dengan ritual kungkum di malam 1 Sura ini senantiasa mendapatkan berkah dan keselamatan ke depannya serta akan dikabulkan keinginannya. Kepercayaan ini dinilai sebagai nilai spiritual yang terdapat di Tugu Suharto, meski sekarang banyak pula yang iku ikutan melakukan prosesi ritual kungkum tanpa mengerti manfaat yang sesungguhnya. Mereka yang datang kemari tak hanya warga Semarang saja, tetapi juga warga luar kota.
Nama Tugu Suharto konon bermula saat Presiden RI ke-dua Soeharto yang kala itu berpangkat mayor bertugas di Semarang dalam perang melawan Belanda. Saat itu beliau lari ke arah selatan kota yang saat itu masih berupa hutan, beliau melompat ke sungai yang merupakan pertemuan dua arus sungai, dan kemudian menancapkan tongkat dan berendam di sana. Di titik inilah kemudian dibangun monumen yang bernama TUGU Suharto dan masyarakat yang ikut percaya pada aliran kejawen Soeharto ikut melanjutkan tradisi berendam atau kungkum tersebut.
Video Tugu Suharto:
Bagaimana menuju lokasi Tugu Suharto ini? Banyak angkutan umum yang melalui jalur ini, dari Lawang Sewu atau Tugu Muda kurang lebih berjarak 5 KM, sebelum kretek wesi (jembatan besi) ada SPBU silakan turun di sana, kemudian berjalan kearah kanan kurang lebih 200 meter. Percaya dengan tradisi tersebut? Mau ikut kungkum atau ngalap berkah agar usaha lancar? Silakan ke sini untuk kungkum atau berendam pada malam Jumat Kliwon atau 1 Suro*. Di mana letak kekuatan Tugu Suharto ini? Tidak ada yang pasti, namun konon karena di titik ini ada pertemuan dua arus sungai yang memberikan aliran energi yang bisa memberikan harmoni dan kemudahan kemudahan hidup.
*Ini bukanlah ajakan atau anjuran, segala tindakan, hasil dan resiko menjadi tanggung jawab yang melakukan ritual.
artikel yang penuh inspirasi, makasih telah berbagi ilmu kepada kami.
owh disitu tempatnya, sering dengar sih tu tempat, sering lewat tpi ga tau. sya percya ma yg di atas ajah deh, ga perlu pindah kemana2.heheee
setiap manusia memiliki keyakinan dan kepercayaan masing-masing. jangan menganggap keyakinan atau kepercayaan diri sendiri itu lebih benar dari keyakinan dan kepercayaan orang lain. biarkanlah karena menyangkut soal keyakinan dan kepercayaan adalah urusan manusia dengan Tuhannya.