Astana Megrania, Galeri dan Showroom Perhiasan
Megrania, Showroom Perhiasan Sebagai Tempat Tujuan Wisata
Banyaknya permintaan untuk membuka galeri Astana Megrania kepada publik, akhirnya membuat Meike Sahala Hutabarat memutuskan untuk mengemasnya sebagai tempat tujuan wisata. Rombongan turis yang datang akan diberi suguhan fashion show dari karya karya adilogamnya.
“Sebelumnya memang galeri ini hanya ditujukan khusus kepada mereka yang datang memesan perhiasan logam buatan saya”, kata Meike, yang menambahkan bahwa setelah adanya desakan tersebut, galeri dibuka untuk umum sejak dua tahun lalu.
Seiring dengan berjalannya waktu, galeri juga dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata. Rombongan turis yang datang akan diterima dalam sebuah jamuan cocktail party dengan suguhan minuman tradisional menyehatkan seperti kopi rumput laut, wedang jahe dan minuman herbal lainnya, lengkap dengan penganan kecil buatan sendiri yang tidak akan didapatkan di tempat lain.
“Kemasan seperti ini tentunya akan menarik para wisatawan dan saya sudah mendaftarkan galeri ini sebagai salah satu tempat tujuan wisata di Kota Semarang”, kata Meike yang telah menggeluti dunia perhiasan metal fine artworks yang disebutnya sebagai adilogam lebih dari sepuluh tahun.
Karya karyanya terus mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak, diantaranya dari KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), IGDS (Indonesia Good Design Selection), NAFED (National Agency for Export Development), Menteri Industri dan Perdagangan di tahun 2004 dan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Deretan piala dan piagam penghargaan terpampang di Megrania Gallery.
Semua penghargaan tersebut, menurut Meike, merupakan hasil kerja kerasnya yang panjang dalam memperjuangkan idealisme untuk “menghadirkan Indonesia mini di atas karya seni adilogam. Semua karya saya merupakan manifestasi kekayaan budaya Indonesia. Setiap karya memiliki cerita dan filosofi tersendiri.”
Ia memberikan contoh sebuah bros yang diberi nama Zamrud Borneo. Perhiasan yang terbuat dari emas, berlian dan batu Zamrud ini menggambarkan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Kalimantan. “Batu Zamrud hijau yang dilingkari oleh ornamen ukel khas Dayak serta dua hiasan memanjang de bawah menyampaikan pesan tentang kekayaan alam Kalimantan yang menyatu dengan budaya setempat yang sepatutnya dijaga kelestariannya”.
Meike mengatakan setiap kali pameran, baik di dalam maupun di luar negeri, ia selalu menyertakan narasi di balik setiap perhiasan karyanya. Begitu juga ketika mengadakan fashion show, termasuk bagi rombongan yang datang ke Astana Megrania. “Dengan demikian, mereka tidak sekedar membeli perhiasan tapi juga menambah pengetahuan dan wawasan,” katanya.
Berangkat dari kesukaannya berdandan dan mengamati indahnya benda-benda antik koleksi ibunya serta keindahan alam Indonesia ketika mengikuti suami dalam menjalankan tugasnya di sejumlah daerah, Meike terdorong untuk membuat aksesori sendiri. “Awalnya saya hanya mendesain dan membawanya ke pengrajin, tapi saya tidak puas hasilnya karena tidak ‘hidup’. Akhirnya saya mencoba membuat sendiri dengan hasil yang memancarkan jiwa saya.”
Kini Meike dibantu oleh 66 asisten dalam menghasilkan karya-karyanya. Para wisatawan yang datang ke galerinya bisa melihat workshop tempat para pengrajinnya bekerja. “Pada pagelaran fashion show di luar negeri, saya juga membawa sejumlah pengrajin untuk memperlihatkan rumitnya proses pembuatan perhiasan sehingga mereka bisa mengerti kenapa harganya sampai jutaan.”
Harga perhiasan hasil karya Meike yang paling murah adalah sejuta rupiah, untuk koleksi yang second line yang temanya lebih modern. Untuk koleksi utama yang ia sebut masterpiece, yang mengandung filosofi dan nilai luhur bangsa, harganya bisa sampai Rp 10 -15 juta sampai tak terhingga, tergantung bahan bahan yang digunakan.
“Sebenarnya harga harga tersebut tidak mahal, mengingat proses pembuatannya dan kualitas bahan-bahannya yang pilihan,” katanya. Karena itu, tambahnya, kreasinya bisa bersaing di luar negeri dan telah merambah sejumlah butik dan galeri di Amerika, Peru, Itali, Australia, Hong kong, Abu Dhabi, Spanyol dan lain lain.
“Saya masih mempunyai cita-cita yang belum tercapai, yaitu menembus rumah mode ternama. Saya ingin karya saya mempunyai label, misalnya Channel by Meike Sahala. Untuk itu saya butuh bantuan pemerintah dalam hal mencarikan ajang promosi luar negeri yang tepat,” tambahnya.
Meike mengakui bahwa selama ini peranan pemerintah cukup besar dalam membesarkan usahanya. “Saya mendapatkan bimbingan dari Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan dan Departemen Koperasi.”
Sebagai gantinya, Meike membagikan pengalaman dan ilmunya melalui sekolah P3IKAp atau Pusat Pelatihan dan Pendidikan Industri Kerajinan Perhiasan yang telah menghasilkan 175 lulusan. Sebagian dari lulusan tersebut telah mendirikan usaha perhiasan sendiri. [Majalah TravelWan, Issue7, 2009]
Astana Megrania, Galeri dan Showroom Perhiasan
Alamat: Jl Srondol Asri Blok C-17 Semarang 50263 Jawa Tengah.
Nomor Telepon: 024 7478417 Mobile 081931970037.