Fashion Tendance 2015 APPMI Jateng, World Heritage
Merupakan satu sesi dari gelaran Semarang Fashion Parade 2014 yang berlangsung di Lawang Sewu, 25 Oktober 2014. Dengan tema “World Heritage” Fashion Tendance 2015 APPMI Jateng ini mengambil benang merah dari kecenderungan tren fashion pada tahun 2015 yang telah ditetapkan APPMI pusat. Dalam buku yang berjudul Re+Habitat yang membahas tren busana untuk dua tahun ke depan, dan merupakan hasil penelitian para ahli fashion, kecenderungan tren busana tahun 2015 sampai 2016 dipengaruhi oleh empat tema besar yaitu Alliance, Biomimetics, Adroit dan Veracious.
Tema “World Heritage” yang dipersembahkan APPMI Jateng dalam Fashion Tendance 2015 ini mencoba menerjemahkan subtema Alliance. “Tema ini diangkat mengacu pada keinginan untuk mengolah budaya dan kekayaan sendiri, misalnya kain batik, tempat wisata dan sebagainya yang diterjemahkan menjadi karya busana, yang diharapkan karya tersebut bisa menjadi khasanah dan warisan budaya dunia,” kata Soese Asmandhi, Ketua APPMI Jawa Tengah sekaligus ketua panitia Semarang Fashion Parade 2014.
Selain keinginan mengangkat “Sumber Daya Fashion” Semarang agar bisa menjadi salah satu warisan budaya dunia, melalui fashion tendance ini diharapkan Semarang bisa menjadi acuan tren mode di Pulau Jawa khususnya. “Semarang harus menjadi trendsetter, bukan follower,” kata Soese menambahkan.
Ada 18 desainer anggota APPMI Jateng yang dijadwalkan menampilkan karya karya terbarunya dalam Fashion Tendance 2015 kali ini, namun karena hujan deras yang tiba tiba turun, baru 5 desainer yang selesai menampilkan karya busananya. Soese Asmadhi dengan tema rancangan Senandung Langgam Semarang, Gregorius Vici dengan tema Fashionisty, Devy Ros dengan tema Burning Gold, Bramanta Wijaya dengan tema Kibo No Hana – The Flower of Hope dan Ina Priyono dengan tema rancangan Sawiji (Alliance).