Mengenal Sejarah Pergerakan Nasional Melalui Museum
Untuk mengenalkan Meseum Kebangkitan Nasional kepada masyarakat luas, khususnya di Semarang, sekaligus memberikan pengetahuan tentang sejarah pergerakan nasional di Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional mengadakan program Pameran Keliling di Indonesia. Pameran ini mengambil tema seputar pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Pameran Keliling Museum Kebangkitan Nasional ini di selenggaraka di aula Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, jalan Abdulrahman Saleh No Semarang, dari tanggal 9 hingga 13 Maret 2015.
Koleksi yang ditampilkan dalam pameran ini meliputi informasi dan pengetahuan seputar pergerakan nasional di Indonesia. Informasi ini dianggap penting bagi generasi muda karena masa ini merupakan pertanda dimulainya era baru bagi pemuda Indonesia. Koleksinya mulai dari masa politik etis sebagai langkah awal dan latar belakang kebangkitan nasional. Masa pergerakan yang ditandai dengan banyaknya kalangan pribumi terpelajar seperti RA Kartini, Tjiptomangunkusumo, dan dr Radjiman. Perang melalui tulisan dan pemikiran juga menjadi ciri khas dalam masa ini. Banyak bermunculan surat kabar pribumi merupakan gejala bahwa pemuda Indonesia mulai kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial.
Dimulai dari kebijakan politik etis yang diterapkan oleh pemerintah kolonial dan membawa pengaruh bagi rakyat Hindia Belanda. Program 3E merupakan gerakan balas budi, yaitu Emigrasi, Irigasi dan Edukasi. Edukasi memegang peranan penting dan berpengaruh pada kaum pribumi pada saat itu. Banyak sekolah dibangun dan semakin banyak orang pribumi yang bersekolah, meskipun masih seputar priyayi yang menikmati hasil dari politik etis ini. Salah satu contoh sekolah tinggi yang dapat diakses kaum pribumi adalah Sekolah Dokter (STOVIA) yang berada di Batavia. Semakin banyak kaum pribumi yang berpendidikan menyebabkan banyak organisasi pemuda yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Kolonial, seperti organisasi pemuda saat itu adalah BoediOetomo, Perhimpunan Indonesia dan Indische Partij.