Semarang Creative Gallery
Kawasan Kota Lama terus berbenah, Gedung Telkom yang berada di Jl Letjen Suprapto No 7 yang sebelumnya lebih berfungsi sebagai gudang direstorasi dan dipercantik untuk kemudian difungsikan menjadi Semarang Creative Gallery – yang merupakan Galeri UKM dan Kantor Dekranasda Kota Semarang. Grand opening dari gallery ini dilakukan pada Selasa, 2 Agustus 2017.
Di Semarang Creative Gallery dipajang dan dijual produk produk UKM premium berupa cendera mata, aksesories, kaos semarangan, ornamen – ornamen batik dan aneka produk kerajinan yang bermutu tinggi lainnya.
Selain kerajinan juga jika pengunjung atau wisatawan ingin bersantai menikmati kopi, teh atau makanan ringan lainnya terdapat Keris Cafe, yang menawarkan menu seperti – Coffee and Tea: Espresso 15K, Machiato 15K, Black Coffee 15K, Cappuccino 20K, Latte 20K, Chocolate 20K, Mocha 25K, White Tea / Exotic Green / Sparkling Green / Coconut Blend / Floral Fruity Delight 15K. Bakery: Butter Croisant 15K, Chocolate Croissant 15K, Lapis Legit 10K, Aneka Jajan Pasar 10K, Nasi Bungkus 20K.
Di luar gedung juga terdapat kursi kursi dan meja untuk bersantai sambil menikmati minuman dalam nuansa outdoor dengan suasana syahdu kota lama.
Semarang Creative Gallery
Keris Cafe, Galeri UKM dan Kantor Dekranasda Kota Semarang.
Alamat: Jl Letjen Suprapto No 7 Kawasan Kota Lama Semarang.
Apik ik ndaaa…
Sejarah Gedung – Kantor Telkom Kota Lama ( Ex De Javasche Bank Semarang)
De Javasche Bank adalah issue bank bank yang mengedarkan sirkulasi uang dan berkaitan dengan bisnis komersial perusahaan perusahaan di Hindia Belanda saat itu (City and Port Of Semarang, Encyclopedia of The Port Cities in South East Asia and Australia 1925, 474). Dampak dari perang diponegoro 1821-1830 adalah perbendaharaan kenangan Hindia Belanda menurun drastis. Dalam sejarah penjajahan kolonial Hindia Belanda, Perang Diponegoro adalah perang yang paling banyak membawa korban jiwa di pihak masyarakat Jawa dan material di pihak Belanda.
Kantor cabang De Javasche Bank di Semarang didirikan pada tahun 1907 di pertigaan antara jalan utama Kota Lama, Heerenstraat (sekarang Jl Letjen Suprapto) dan Stadhuistraat (sekarang Branjangan). Kantor ini sekarang masih dalam keadaan asli seperti dahulu dan digunakan sebagai Kantor PT Telekomunikasi di Semarang. Bank ini didirikian oleh pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tahun 1827 sebagai bank swasta yang modalnya patungan dari beberapa pemilik modal (shareholders). Dari hasil keuntungan tersebut sepertiganya masuk ke kas pemerintah.
Bank berpusat di Batavia dan berkembang pesat, sampai tahun 1925 mempunyai cabang di Semarang, Surabaya, Cirebon, Solo Djocja, Bandung, dan Malang. Kantor kantor De Javasche bank direncanakan oleh The Architecten Ingenieurs Bureau Hulswit en Fermont, Batavia), sedangkan kantor cabang di luar jawa ada di Medan Tanjung Pura, Tanjung Balei, Benkalis, Pematang Siantar, Palembang dan Kota Radja, di Borneo ada Banjarmasin dan Pontianak sedangkan di Celebes ada di Masser dan Menado. (City and Port of Semarang, Encyclopedia of The Port Cities in South East Asia and Australia 1925, 479). Sejak tahun 1930 kegiatan perbankan yang ditampung Javasche Bank semakin banyak sehingga memerlukan bangunan yang lebih luas karena kantor yang ada di Heerenstraat sudah terlalu padat. Kantor yang baru terletak di depan Kantor Pos Besar menghadap ke arah timur.
N.V Goud en Zilversmederij Voorhen F.M Ohlenroth & Co adalah suatu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan emas dan dengan nama F.M Ohlenroth & Co yang dirintis sejak tahun 1889 oleh F.M Olenroth. Sepuluh tahun sebelumnya Ohlenroth mulai mendirikan usaha di bidang kerajinan emas dan perak di Surabaya dan usaha tersebut ternyata memberikan penghasilan yang cukup baik sehingga dibukalah cabang di Semarang yang ternyata memberikan hasil yang lebih baik lagi. Sejak saat itu Ohlenroth lebih lebih berkonsentrasi pada proses produksi dan pemasaran di Semarang yang pada saat itu menjadi toko perhiasan yang paling besar di Semarang. Pada tahun 1901 produksi dan pemasaran cabang Semarang berada di bawah koordinasi J. Hk Schmidt yang sebelumnya adalah manajer perusahaan yang sama di Surabaya. Pada tahun 1906 di bawah koordinasi Schmidt usaha kecil ini menjadi perusahaan dagang N.V Goud en Zilversmederij Voorhen F.M Ohlenroth & Co yang besar dengan tempat produksi dan showroom lokasinya Heerenstraat (Wright 1909, 509).
Pada tahun 1867 Perusahaan G.C.T Van Dorp and Co menerbitkan surat kabar “Slompret Melajoe” surat kabar ini adalah surat kabar yang pertama di Semarang. Semula surat kabar ini terbit setiap minggu, tetapi kemudian setiap 3 hari. Surat kabar ini semula menerbitkan berita politik dalam dan luar negeri kemudian tentang Semarang dan sedikit iklan. Dalam perkembangannya Slompret Melayu memberi peluang pengarang cerita cerita Cina yang ditulis dalam huruf jawa. Sejak itu cerita cerita Cina mulai dikenal masyarakat pribumi dan banyak terbit buku cerita silat Cina dalam huruf dan bahasa Jawa (Joe 1933, 144), pada perkembangannya Van Dorp menjadi kantor penerbit.