Dimintai Uang Pengemis Tua, Ganjar Tawarkan Tempat Tinggal
MAGELANG – Seorang pengemis tua tampak duduk sendiri di depan Warung Makan Sop Senerek Terminal Lama Magelang, Rabu (6/2/2019) pagi. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kebetulan mampir warung itu dalam perjalanannya menuju Yogyakarta.
Melihat adanya nenek-nenek pengemis itu, Ganjar mengurungkan niat untuk masuk warung. Ia kemudian mendatangi si nenek dan mengajak masuk untuk makan bersama. Tapi nenek bernama Partinah yang mengaku berusia 90 tahun itu menolak.
“Mboten pak, kulo mpun sarapan (tidak usah pak, saya sudah sarapan). Nyuwun shodaqohe mawon pak (minta shodaqohnya saja pak),” jawab Partinah.
Ganjar kemudian duduk, tepat di samping Partinah, di depan warung. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mengajak Partinah ngobrol. Dari asal hingga alasan mengemis.
Partinah mengaku berasal dari Wonosari Yogyakarta dan sudah tidak punya keluarga lagi. Ia terpaksa mengemis karena mengaku sudah tidak mampu untuk bekerja. Bahkan berjalan pun kesusahan dan harus menggunakan tongkat.
“Kulo mbiyen kerjo pak (saya dulu bekerja pak), tapi sakniki mpun mboten saget (tapi sekarang sudah tidak bisa kerja), sikile sakit mboten saget mlampah (kakinya sakit tidak bisa bekerja),” terang Mbah Partinah.
Mendengar cerita Partinah, Ganjar menawarinya tempat tinggal. Ia mengajak Partinah pindah di panti sosial milik Pemprov Jateng. Lagi-lagi tawaran Ganjar ditolak. Alasannya, sudah pernah tinggal di panti sosial, namun tidak betah.
Kendati demikian Ganjar tetap berusaha meyakinkan nenek agar mau tinggal di panti. Menurutnya, hidup Partinah akan lebih terjamin. Dari tempat tinggal, makan, mandi, pakaian hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.
“Purun njeh mbah, mangke teng mriko uripe kepenak, mpun disiapke kabeh (mau ya mbah, nanti di panti sosial hidupnya enak, sudah disiapkan semuanya)” kata Ganjar.
Meski belum memberikan jawaban pasti, namun raut wajah Mbah Partinah menunjukkan persetujuan.
Ganjar menegaskan, dirinya tetap akan meminta Dinas Sosial untuk membujuk nenek Partinah agar mau tinggal di panti sosial. Ia merasa kasihan, di usianya yang hampir seabad, Partinah masih harus mengemis untuk mendapatkan makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Dalam kondisi semacam ini, negara harus hadir. Kan kasihan nenek sudah tua seperti ini namun harus meminta-minta,” tutupnya.(*)