Kartu Tarot Bukan Untuk Meramal Masa Depan
Tarot bukan untuk ramalan yang dapat menjanjikan masa depan. Tetapi permainan kartu Tarot ini untuk memberikan solusi dalam menempuh masa depan seseorang sesuai dengan karakter dan kepribadiannya.
Praktisi Psikologi Tarot Hisyam A Fachri yang membuka praktik Tarot di antara stan Pasar Imlek Semawis (PIS) 2015 di Pecinan ini mengungkapkan bahwa, Tarot bukan ramalan seperti yang dikira oleh masyarakat awam.
“Tetapi, karakter, kepribadian seseorang itu harus hati hati dalam memilih pekerjaan yang sesuai. Bila ternyata, pekerjaan yang dipilih keliru maka akan menjadi masalah dalam perjalanannya,” ucapnya.
Menurutnya, perjalanan hidup untuk meraih sukses masa depan bukan untuk main main. Maka, orang dalam menentukan masa depan harus serius dan mereka melihat melalui kartu tarot, bukan lantas nasibnya ditentukan oleh gambar gambar kartu Tarot. “Pemahaman ini, bisa keliru, sehingga perlu diluruskan,” kata Hisyam A Fachri dengan nada serius.
Dikatakan, bila orang diramal tentang masa depan, hal ini bisa berbahaya. Sebab, orang tersebut diberikan janji yang dapat membuat mereka terlena. Tetapi melalui kartu Tarot ini, orang tersebut dilihat dari karakter, kelebihan dan kekurangan serta potensi yang dimilikinya.
Tes psikolog, kata Hisyam untuk mengetahui karakter, kepribadian, kelebihan dan kekurangan serta potensi yang dimiliki seseorang tersebut. Lalu melalui semiotik, pola kepribadian yang dimunculkan dalam simbol gambar atau grafis. Ilmu tentang arti simbol dimunculkan lewat proses bawah sadar.
Setelah diketahui karakternya itu maka untuk menempuh masa depan, kata Hisyam, orang tersebut diarahkan terhadap pilihan pekerjaannya sesuai dengan kepribadian. “Bila seseorang ingin sukses maka dari potensi yang dimiliki orang tersebut harus sesuai bidang dan karakternya itu. Sedangkan kami yang mengarahkan atau memberikan solusinya. Tarot juga dipakai sebagai media untuk konseling,” terangnya.
Penulis buku Tarot ini memberikan contoh, bila orang memiliki kepribadian terbuka, maka orang tersebut cocok untuk memilih pekerjaan seperti sebagai EO (Event Organizer), misalnya. Sebelum seseorang melihat kartu Tarot, maka orang tersebut, kata Hisyam, perlu dites psikologinya.
Hisyam yang juga sebagai pemecah rekor MURI melalui melalui tarot dan sebagai pengajar psikologi ini ini menambahkan, Tarot memang perlu diperkenalkan kepada masyarakat, bukan sebagai ramalan. Tetapi sebagai penyeimbang terhadap potensi yang ada pada klien.
Setelah praktik di Pecinan dalam rangka memeriahkan Pasar Imlek Semawis ini, Hisyam akan membuka praktek di Palembang Minggu depan. Melalui Tarot ini, Hisyam melakukan pendekatan pendekatan budaya, tidak bermaksud meramal tetapi melihat potensi, kelemahan dan kelebihan orang untuk penyeimbang karakter karakter untuk lebih baik. [Wawasan, 17 Februari 2015]