Plantera Fruit Paradise
Plantera Fruit Paradise, merupakan kebun buah tropis unggulan yang berada di atas lahan 234 hektar. Plantera Fruit Paradise Kebun Ngebruk atau sebelumnya dikenal dengan Kebun Ngebruk berada di Desa Sidokumpul Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal JawaTengah.
Secara geografis, terletak di sebelah barat kota Semarang yang dapat ditempuh melalui kota Boja maupun Weleri. Awalnya, perkebunan yang dikelola PT Cengkeh Zanzibar ini merupakan perkebunan cengkeh. Untuk mengembangkan bidang usahanya, sejak tahun 2000 PT Cengkeh Zanzibar mencoba untuk membudidayakan buah tropis unggulan.
Bibit buah unggulan sebagai indukkan diambil dari bibit buah unggul di negara tropis seperti Malaysia dan Thailand. Selanjutnya indukkan bibit buah unggul tersebut, diramu dengan teknologi modern yang ditangani oleh para ahli pertanian PT Cengkeh Zanzibar ternyata bisa dibudidayakan di Indonesia, di kebun Ngebruk dengan hasil dan mutu yang lebih baik dari buah-buahan di negara asalnya.
Hasil panen buah yang melimpah dan kualitas buah unggul tidak kalah dengan buah import yang diberi merk IBANA tersebut mulai membanjiri supermarket-supermarket di Pulau Jawa. Sehingga, menarik minat masyarakat untuk mencari tahu asal kebunnya bahkan kalau bisa ingin mengunjunginya.
Seiring berjalannya waktu, Kebun Ngebruk mulai dikunjungi masyarakat, dari mulai pribadi atau keluarga yang hanya sekedar ingin melihat kebun seluas ratusan hektar yang ditanami aneka buah tropis unggulan hingga kalangan pertanian yang ingin tahu lebih lanjut mengenai budidaya buah tropis. Nah, dari sanalah muncul ide untuk mengakomodasikan permintaan masyarakat tersebut dengan membuka Agrowisata buah unggul. Harapannya masyarakat yang berkunjung bisa lebih terorganisir dan terarah. Hingga akhirnya pada tanggal 15 Desember 2009 Kebun Ngebruk resmi dibuka untuk umum dengan nama Plantera Fruit Paradise.
Paket wisata yang ditawarkan :
FRUIT TOUR: Paket wisata tour keliling kebun menggunakan mobil wisata, berjarak 4400 meter didampingi seorang pemandu wisata. Peserta bisa turun di terminal setiap komoditi untuk menikmati suasana kebun buah sekaligus berfoto di area kebun.
FRUIT SAFARI: Paket wisata berupa tour jalan kaki keliling kebun berjarak 1100 meter, didamping seorang pemandu wisata. Di sela perjalanan keliling kebun buah, peserta dapat istirahat sejenak menikmati suasana perkebunan buah di pondok yang telah disediakan yaitu Pondok Durian dan Pondok Lengkeng.
FRUIT PARADISE: Paket wisata petik/panen buah sendiri – paket ini diadakan sesuai jadwal panen Kebun Ngebruk jadi tidak setiap saat paket fruit paradise ini ada. Sistem paket paradise ini adalah membeli kupon buah yang akan dipetik sesuai jadwal panen (plus tiket fruit tour ), dengan harga kupon sbb :
c. Paradise jagung manis (paket 10 tongkol + rebus/bakar) Rp 15.000,00
d. Paradise melon kinanthi (paket 1 butir) Rp 25.000,00
e. Paradise semangka (paket 1 butir) Rp 10.000,00
Peserta diperbolehkan untuk membeli kupon lebih dari satu (1).
Plantera Fruit Paradise:
Sabtu-Minggu dan hari Besar: buka untuk umum pk 9.00 – 15.00
Senin-Jumat : wisata keliling kebun & resto buka untuk tamu konfirmasi minimal 25 org
Toko buah dan toko bibit buka setiap hari.
Desa Sidokumpul
Alamat: Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal
Nomor Telepon (024) 70894716 / 19
Email : plantera.agro@yahoo.co.id
Facebook : Plantera Fruit Paradise
Plantera Fruit Paradise Ngebruk
http://wikimapia.org/11028016/id/Plantera-Fruit-Paradise
Coordinates: 7°5’39″S 110°9’24″E
Salam…
kok tidak ada list harga paketnya?
tks
tujuan wisata dekat kota semarang, patut dikunjungi bersama dgn keluarga terutama warga semarang dan sekitarnya
Yg ditampilkan kok hanya lanskap kebonnya….trus gambar berbagai macm buahnya dimana….
bukannya melon kinanthi terberat tahun kemarin tidak dihasilkan oleh kebun plantera ini,tapi dihasilkan dari sawah Pak suradi petani dari dusun jati desa bendoharjo kecamatan gabus kabupaten grobogan.
mantab, dikendal ada kebun buah tropis…
Apakah ada penginapan arau resort, biar lengkap menikmati suasana perkebunan
Saya ke sini awal tahun ini, karena mendengar banyak cerita tentang bagusnya perkebunan ini. Setelah perjalanan 2 jam (karena kondisi jalan jelek) dari Semarang, kami sekeluarga sangat kecewa karena hal-hal sbb:
– Kita tidak boleh bawa bekal makanan dari luar (dilarang), dan acara makan di tengah kebun juga tidak ada. Sebaliknya mereka membuka warung yang karena atapnya dari seng maka kita makan di situ dengan situasi kegerahan.
– Harga makanan di warung plantera cukup mahal, sama dengan harga di café di dalam kota.
– Karena gerah, kami pesan jus buah (jambu, sirsak, apel, nanas dll), harga jus buah sama dengan harga di café di kota sekitar 12000 rupiah/gelas, tapi isinya lebih banyak air+gula, buahnya cuma untuk sarat. Satu gelas jus jambu cuma pakai 1/2 jambu, padahal waktu itu lagi musim jambu batu. Jus alpokatnya juga encer. Sayang sekali kebun buah tapi jus buahnya kok lebih jelek kualitasnya dari di café-café di kota.
– Pelayan di warung Plantera mahal senyum, seperti yang stress.
– Walaupun dari kebun sendiri, harga buah-buahan yang dijual di warung Plantera termasuk mahal. Katanya saingan dengan Thailand, namun harga durian tetap jauh lebih mahal dari di Thailand
– Perkebunan ini sangat bangga dengan bibit yang mereka tanam karena bibit-bibit tersebut bukan dari asli Indonesia melainkan dari impor (Australia, Thailand dll). Jadi ini cuma perkebunan biasa, mereka tidak melakukan penelitian untuk membuat bibit unggul.
– Tiket keliling naik mobil mereka cukup mahal, saya lupa tapi sekitar 35 ribu atau 50 ribu per orang dan keliling seluruh kebun cuma 15 menitan selesai. Pemandu wisatanya tidak senyum.
Menjawab pertanyaan Doso: tidak ada resort di sini, cuma kebun, jauh dari peradaban. Jalan juga sebagian rusak, kemungkinan karena sering ada truk lewat (mungkin juga truk Plantera?).
Sebenarnya bukan cuma Plantera, tapi Agrowisata di Indonesia memiliki kecenderungan mengorek uang wisatawan saja. Kebun apel di Malang juga sama saja mahal.
Buahnya ga banyak, sebagian mereka pasok (beli) dari kota.
Tidak ada penginapan, cuma kebun, jauh dari mana-mana.
Dinas Pariwisata Kendal… mohon perhatiannya, P Ganjar tolong disidak saja, jangan memalukan penprov Jateng….
Jangan salah, setahu saya bibit dari Thailand itu sebenarnya mengambil bibit induk dari Indonesia kemudian dikembangkan disana oleh ahli pertanian di Thailand karena dulu raja Thailand adalah Ir. Pertanian yang sangat concern sekali dengan pertanian di negaranya. Hampir semua buah di Thailand berasal dari Indonesia. Demikian juga produk madu di Thailand lebih maju dan berkualitas dari Indonesia karena mereka menimba ilmu bertahun tahun di Indonesia kemudian dikembangkan di Thailand. Itulah pandainya orang luar untuk memanfaatkan Indonesia.