Rotifresh: Berbagi, Bersatu Untuk Indonesia

RoTIFreSh, Return of Tuker Ilmu Fredoom of Sharing, Berbagi, Bersatu Untuk Indonesia dengan pembicara Budiono Darsono (Founder Detik.com) dan Andi Kristianto (Telkomsel).

Rotifresh ulang tahun ke 2Banyak sekali tanggal-tanggal yang penting di bulan Oktober ini, Hari Blogger Nasional (27 Oktober 2011), hari Sumpah Pemuda serta hari ulang tahun RoTIFreSh. RoTIFreSh sendiri adalah singkatan dari Return of Tuker Ilmu Fredoom of Sharing. Acara ini merupakan ajang tempat diskusi, kumpul-kumpul dan sharing ilmu bagi semua yang hidup dalam lingkup dunia industri kreatif di Semarang. Berawal dari empat orang (Wiwik Wae @wiwikwae, Didut @didut, Yogie @masyogie, dan Sofyan Rosidi @sofyanr) yang ingin membuat Kota Semarang rame dengan kegiatan-kegiatan sharing ilmu, dengan mengadop kegiatan Fresh, dibentuklah Rotifresh. Dengan ajang Rotifresh, banyak bertemu komunitas atau sosok sosok kreatif di Semarang yang kegiatannya bisa patut dijadikan contoh / inspirasi.

Wiwik Wae Budiono Darsono Andi Kristianto Jazz Ngisor Ringin in Perform carakafest

Untuk itu biar terasa FreSh, RoTIFreSh kali ini disajikan oleh banyak sekali komunitas yang memeriahkannya. Komunitas yang untuk sharing ORArT ORET, JAZZ NGiSORiNGiN, Standup Comedy SMG, Couchsurfing, Lens Society serta CEO SMG. RoTIFReSh yang diselenggarakan pada hari Sabtu 29 Oktober 2011 Pukul 18.00 – 23.00 ini mengambil tempat di Dafam Hotel Semarang Imam Bonjol, Ruang Baltimore. Dan seperti biasa banyak doorprize & merchandise yang dibagi oleh TELKOMSEL Jateng – DIY yang mendukung RoTIFreSh kali ini.

Foto Bersama Bagi bagi hadiah dari Telkomsel dan Dafam Hotel

Memeriahkan RoTIFreSh kali ini ada 2 pembicara yang akan memberikan insight pengalaman mereka soal dunia digital Budiono Darsono (Founder detik.com) serta Andi Kristianto (General Manager Sales & Customer Service Telkomsel Region Jawa Tengah & DIY ). Dalam paparannya kali ini Budiono memberikan beberapa pemikirannya kepada para penikmat Rotifresh yang hadir. Jika banyak pemain media bicara bahwa Content is King, beliau menyatakan, That’s Wrong, Pathways are Kings, Money flows to those who can help users easily find content, not to those who own them. Google, Yahoo! Facebook, Twtter, Amazon, Ebay, Amazon, Ebay, Naver (South Korea) dan Baidu (China), mereka tidak memiliki konten, tapi mereka jauh lebih unggul dari para pemilik konten, sebut saja Time atau Washington Post. Jadi siapa yang bisa menyediakan platform yang bisa digunakan banyak orang, ialah yang sukses. Inilah yang harus di embrace oleh anak anak muda dan para start ups, dari Semarang pada khususnya, dan dari Indonesia secara keseluruhan.

Tidak punya modal atau gaptek? Jangan menjadi alasan, saat ini banyak sekali uang nganggur dan banyak sekali anak anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan teknik dan IT yang handal, yang diperlukan adalah ide, sekali lagi ide serta visi ke depan yang jelas. Banyak investor menunggu. Dan, satu lagi tipikal orang Indonesia dan orang semarang pada khususnya, mereka khawatir jika perusahaannya dibeli orang luar. Itu pola pikir yang harus diubah, yang penting adalah berapa kapitalisasi yang berhasil kita miliki. Dengan kata lain, jika sebuah perusahaan dimiliki 100% sahamnya dan ia bernilai 1 Miliar, serta ada opsi dibeli dibeli pihak luar 90% saham, namun nilai kapitalisasi perusaan jadi 400 Miliar, Ia lebih memilih opsi kedua.

Yuuuk, Bersatu Untuk Indonesia.

Kategori: Komunitas .
27 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *