Adat Sesaji Rewanda dan Napak Tilas Sunan Kalijaga

Ratusan warga Kandri Gunungpati menggelar adat sesaji Rewanda dan napak tilas Sunan Kalijaga di dusun Talunkacang RW III, Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang pada hari Minggu 3 Agustus 2014. Dalam ritual tersebut, puluhan kera penghuni hutan Kreo berebut buah buahan gunungan tumpeng bersama warga setempat.

Kera Goa Kreo Sesaji Rewanda Semarang Gunungpati
Ratusan Warga & Kera Berebut Gunungan: Salah satu kera penghuni hutan Kreo saat mengambil sesaji gunungan tumpeng berupa buah buahan dalam acara Budaya Kirab Prosesi Adat Sesaji Rewanda di Kandri Semarang.

Para Kera tersebut saling berebut sesaji dari buah buahan yang disediakan oleh warga setempat. Selain itu, tepatnya pukul 10.00 WIB, arak arakan yang terdiri dari empat pemuda yang membawa kostum kera, seorang warga berpakaian Sunan Kalijaga, barisan sembilan pemuda berperan sebagai prajurit kerajaan, barisan pager ayu yang terdiri dari empat wanita dan laki laki, juga terlihat enam penari Gambyong serta puluhan penari khas Semarang. Para peserta arak arakan ini menuju ke pelataran Gua Kreo. Di pelataran tersebut, ribuan warga berebut gunungan tumpengan. Selain itu, juga terlihat puluhan kera ikut berebut buah buahan gunungan tumpengan.

Sementara itu, dalam acara tumpengan itu para pengunjung juga dihibur puluhan anak sekolah dasar dengan berpakaian kera berekor panjang. Para siswa SD ini bergerak lincah loncat ke sana kemari. Juga terlihat sebuah replika kayu jati soko guru Masjid Agung Demak dan beberapa gunungan tumpeng, seperti gunungan tumpeng buah dan nasi golong (Sego Kethek), yang diarak menuju pelataran Goa Kreo.

Dalam sesaji Rewanda tersebut dihadiri pula Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Adi Tri Hananto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Masdiana Safitri, serta jajaran DPRD Kota Semarang. Adi Tri Hananto dalam sambutannya mewakili Walikota Semarang Hendrar Prihadi, mengatakan adat sesaji Rewanda tersebut adalah bukti masyarakat setempat menjaga tradisi yang sudah menjadi tradisi tahunan, khususnya para tokoh dan seniman.

Disamping itu juga sebagai bukti wisata Goa Kreo semakin meningkat, hal ini terlihat banyak pengunjung yang hadir untuk melihat adat Rewanda dan melihat pula Waduk Jatibarang. “Dengan digelarnya acara tersebut, wisata Goa Kreo dan Waduk Jatibarang diharapkan dapat menarik para wisatawan”, kata Adi. Adi menambahkan dari segi sosial adat rewanda terlihat adanya pendekatan, ini terbukti adanya kerjasama dari pihak masyarakat setempat dengan pemerintahan, serta bukti syukur nikmat yang diberikan Allah SWT. “Semoga dengan adanya adat tersebut kita sebagai pengunjung dapat mengambil hikmah dengan cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allh SWT kepada kita” ajaknya.

Kebanyakan para pengunjung yang hadir dalam sesaji Rewanda tersebut ingin mengikuti jejak dari Sunan Kalijaga dengan ngalap berkah yaitu melalui gunungan tumpeng, seperti gunungan tumpeng buah dan nasi golong (Sego Kethek).
[Koran Wawasan, Senin 04 Agustus 2014]

Kategori: Serba serbi .

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *