Jumat malam itu (27/02/2015), di bawah pohon beringin besar Taman Budaya Raden Saleh Semarang, alunan lagu Tombo Ati dilantunkan dengan merdu orkes keroncong yang dipadukan dengan dengan saxofon dan juga iringan musik jazz. Sebuah
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau akrab dipanggil Gus Dur memang sudah meninggal 2009 silam. Tapi Surau Budaya “menghidupkan” lagi tokoh yang dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa itu. Acara yang digelar Jumat, 27 Februari pukul
SEKITAR dua ratus pengunjung Leresto Tungdeblang Minggu (22/6 2014) malam dibuat galau oleh tiga budayawan. Sujiwo Tejo, Anis Sholeh Ba’asyin, dan Kiai Budi Harjono bergantian mendongeng tentang satu tema yang acap mengaduk-aduk perasaan: Cinta.
MEMAKNAI perbedaan seringkali disederhanakan dengan menunjuk orang lain sebagai lawan. Siapa yang tidak sejalan dengan kami, berarti bukan kawan. Dia adalah musuh yang harus dilawan, bila perlu dihancurkan. Maka menjadi seolah wajar ketika dua
Sejumlah musisi, seniman dan juga budayawan dari berbagai kota bertemu dalan “Surau Budaya“. Mengambil lokasi di taman BILD Photospot Jalan Rinjani 3 A Semarang, Minggu (1 Juni 2014). Surau budaya yang niat awalnya hanya
TEPAT di hari lahirnya Pancasila, Minggu (1 Juni 2014), budayawan dari berbagai kota di Jawa Tengah akan bertemu di Semarang. Bukan dalam rangka menggalang dukungan calon presiden tertentu tentu saja. Mereka berkumpul dalam sebuah