Membangun Awareness Tentang Pemilu Melalui Social Media

Tingkat pengetahuan masyarakat belakangan ini sangat dipengaruhi oleh media sosial, media tersebut sangat membantu menyebarkan banyak informasi, termasuk juga pemilu kepada anak muda yang merupakan pemilih pemula. Masyarakat sudah mulai meninggalkan televisi, karena dianggap terlalu subyektif terhadap beberapa partai.

Membangun awarenes tentang pemilu

Minggu 23 Maret 2014, di Baltimore Meeting Room lantai 10 Hotel Dafam Semarang #RembugSocmed6 mengambil tema #GalauPemilu. #RembugSocmed6 merupakan diskusi yang digelar Komunitas Social Media Semarang supaya teman-teman generasi muda semakin aware soal pemilu yang berlangsung tanggal 9 April 2014 besok.

#RembugSocmed6 dihadiri oleh berbagai institusi dan komunitas seperti KPU, KP2KKN, KAMMI, GMNI, FLS, FFI, Hijabers, AIESEC, TurunTangan, Denok Kenang dan IIDN serta anak anak muda yang aktif di media sosial di Kota Semarang dan sekitarnya. Berikut ini pendapat, sharing maupun pemikiran pemikiran dari para peserta #RembugSocmed6 kali ini:

  • Henry Wayono, Ketua KPU, media sosial kini sangat penting perannya dalam pemilu, di era sekarang pemilih banyak terpengaruh karena social media, & sekarang Televisi mulai ditinggalkan oleh para remaja, dan tingkat pengetahuan masyarakat belakangan ini dipengaruhi oleh social media. Tidak harus mencoblos di tempat tinggal domisili, kini para pelajar/ mahasaiswa yang dari luar kota sebetulnya bisa memilih dengan menunjukan A5 ke TPS.
  • Arif dari KAMMI, pemilih punya motif yang beda bisa dari program, visi misi, bisa dari fisik, ganteng atau cantik.
  • Hendi dari GMNI, jika memilih untuk menjadi golput, sebaiknya tetap datang ke TPS dan mencoblos semuanya, supaya kertas suara tidak disalahgunakan oleh yang tidak bertanggung jawab.
  • Arka, kalau mau golput ya golput saja, mau memilih ya silakan yang penting kita harus memiliki alasan yang logis atasnya.
  • Nanda Goeltom, Titel / gelar seorang caleg tidak jaminan, pendidikan itu penting tapi tidak harus dengan kuliah.
  • Ronny Maryanto KP2KKN, Pemilu tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan semuanya termasuk dari teman-teman social media.
  • Munif Wisata Semarang, kampanye para caleg semestinya tidak hanya menggunakan alat peraga kampanye, tapi juga menggunakan media sosial, selain untuk kampanye juga bisa untuk edukasi.
  • Aris, caleg seharusnya berpendidikan, dan masyarakat juga harus berpendidikan untuk memilih caleg.
  • Aris Irawan, saya menghimbau untuk memilih caleg yang latar belakang pendidikannya jelas.
  • Adin Hysteria, pemilu dari tahun ke tahun masyarakat seperti terlambat untuk menyikapi sehingga kerap mengalami kebingungan.
  • Mr J, alasan golput karena bosan dengan wajah lama yang terus menerus mengobral janji, dan membodohi masyarakat.
  • Fitri : masyarakat masih banyak yang ikut ikutan dalam menentukan pilihannya.
    Malio, sebagai pemuda, kita seharusnya nyoblos dan berpartisipasi dalam pemilu, jangan sampai golput.

RembugSocmed_di_Hotel_Dafam_Semarang

Blogger_Rembang

Diskusi_pemilu_di_media_sosial

RembugSocmed

Diskusi_tentang_pemilu_di_socmed

Fia_Saraswati

Munif_Ahmad

Peradaban memerlukan rumah yang namanya nasionalisme, dan kita tidak mungkin tanpa negara. Namun masyarakat sekarang lebih banyak yang skpetis dan pesimis terhadap proses dan hasil pemilu. Yang menjadi fokus saat ini adalah bagaimana negara mengembalikan “trust” sehingga masyarakat mau kembali percaya dan mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan bernegara, tak hanya pemilu.

Kategori: Event . Tags:

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *