Musoleum Thio Thiam Tjong yang Terabaikan
TIDAK banyak tahu jika di sisi selatan Jalan Sriwijaya itu terdapat sebuah makam Tionghoa yang masih utuh berdiri. Tidak itu saja, untuk golongan warga, makam ini terlihat megah dengan terbuat dari marmer asli.
Terletak persis di sisi pertigaan Jalan Wonodri Sendang Raya dan Jalan Sriwijaya, warga yang berkendara tidak akan pernah mengira ada makam di sana. Terlebih makam yang sebenarnya merupakan salah satu peletak dasar demokrasi di negeri ini, sudah terlihat tua bahkan sudah bercampur dengan pemukiman penduduk di sekitarnya.
MARMER ITALIA: Beberapa anak muda mengunjungi makam kedua orang tua Thio Thiam Tjong di dalam musoleum terlihat lebih rapi dan terbuat dari marmer yang didatangkan langsung dari Genoa Italia. Foto: Nurul Wakhid.
Di pelataran makam bongpay, kini telah dimanfaatkan warga untuk menjemur pakaian dan juga mengecat kendaraan bermotor. Tentu ini bukanlah sebuah penghargaan bagi seorang tokoh sejarah yang juga merupakan founder dari Yayasan Tarumanegara di Jakarta.
Adalah Thio Thiam Tjong seorang warga Semarang yang kaya raya dan merupakan saudagar di kala itu dengan perusahaan benama Firma Seng Liong. Dalam kesehariannya, ia banyak mengajarkan kepada warga mengenai demokrasi, sebuah paham baru yang baru saja memerdekakan Tiongkok menjadi republik di awal tahun 1990-an.
“Sayangnya, di kala Belanda kembali ke Indonesia di tahun 1946, ia justru memilih berpihak kepada Belanda sehingga akhirnya tersingkir dari tatanan politik negeri ini,” urai Koordinator Komunitas Pecinta Sejarah Semarang Lopen M Yogi Fajri.
Namun keterasingannya dari jabatan politis dan birokrasi, dimanfaatkan untuk mendarmabaktikan kemampuan di bidang lain. Ia memilih berkarier dan mengembangkan pendidikan di negeri ini. Universitas Tarumanegara adalah salah satu warisan terbesarnya. Begitupun musoleum yang ada di Jalan Sriwijaya, sungguh menarik disimak dari sisi arsitektur.
Di bagian luar terdapat tiga makam yakni makam diri Thio, istri dan anaknya. Sementara di bangunan utama justru terdapat makam kedua orang tuanya, lengkap dengan foto masa kecilnya “Uniknya, seluruh peti terbuat dari marmer utuh yang didatangkan langsung dari Genoa Italia. Alhasil di dalam mausoleum, udara terasa dingin karena seluruh dinding, lantai dan juga peti mati terbuat dari marmer, begitupun patung kedua orang tua Thio,” ungkapnya.
Sayangnya, makam tokoh yang diketahui pernah memiliki perusahaan besar ekspor impor, chairiman Siang Hwee, serta pendiri sekolah School Board of Semarang Zonghua Xuexiao serta Chinese English School ini kurang terawat. Keluarganya yang dikabarkan sudah tinggal di Belanda, jarang berkunjung.
Warga sekitar yang dipasrahi untuk merawat dan mengelola makam, terkesan hanya menjadikannya lahan terbuka untuk beraktivitas. Meski setidaknya, makam ini tetap terawatt dan tidak dibiarkan mangkrak layaknya bongpai lain di kawasan Tegalsari yang akhirnya tergerus pemukiman warga. Nurul Wakhid.
JEMUR PAKAIAN: Kondisi areal makam tokoh pergerakan Thio Thiam Tjong meski masih cukup terawat namun dimanfaatkan warga untuk menjemur pakaian serta aktivitas rumah tangga lainnya.
Mungkin kena karma ya, lha kenapa kok malah ndukung belanda hahaha..