“Merenda Kasih” 25 Tahun Perjalanan Karir Anne Avantie
Penggalan ungkapan kasih Anne Avantie di buku Perjalanan 25 Tahun Anne Avantie tersebut menggambarkan betapa besar peran ibu dalam hidupnya. Tidak hanya sebagai penanam bakat luar biasanya sebagai desainer, ibu juga menjadi sosok penting di perjalanan hidup Anne Avantie. Ibunya terus menerus meyakinkan Anne kecil, bahwa ia memiliki talenta yang berbeda dibanding teman sebayanya.
Video: Merenda Kasih 25th Anne Avantie Plenary Hall JCC Senayan
Pun begitu saat ia terhempas, ibu adalah pemompa semangat hidupnya. Seperti kala ia kehilangan harapan karena hanya seorang lulusan Sekolah menengah Pertama, ibulah yang menanamkan prinsip prinsip hidupnya. “Ibu mengajarkan untuk berhenti mencari yang tidak ada dan mensyukuri apa yang tersisa dan masih ada, saat itu yang ada adalah duet kreativitas kita berdua,” kenang Anne.
Tak hanya sosok ibu, sang Opa juga merupakan malaikat bagi perjalanan kariernya. Di tengah keputusasaan dan kekecewaan, Opa Anna menyuntikkan semangat yang hingga kini masih diingatnya dengan jelas. “Cucuku kalau kamu bisa terbang seperti rajawali, jangan kau terbang seperti ayam,’ begitu pesan sang Opa kepada Anne di tahun 1983.
Tidak hanya itu, bentuk nyata dukungan Opa dibuktikan dengan membukakan butik dari hasil tabungannya untuk Anne. Dari situ roda kariernya semakin maju. Perjalanan kebaya yang erat kaitannya dengan Indonesia, lalu mencatatkan namanya sebagai desainer handal. Anne memberikan perubahan pada model model kebaya yang dirasa memang perlu dan sesuai dengan kebutuhan waktu. Walaupun banyak pihak menentang, namun semua resistansi tersebut disikapinya dengan bijak. Ia hanya ingin diberi kemerdekaan untuk mencipta.
Perkembangan tren budaya yang terus berkembang membuat keinginannya dalam berkarya bisa dipahami. Terobosan – terobosan desain kebaya Anne Avantie dapat dipahami sebagai bagian dari perkembangan budaya modern. Contohnya saat ia membuat terobosan dengan membuat kebaya yang mengikuti bentuk tubuh. Ia berpendapat, saat itu kebaya longgar yang dikenakan kutang katung sehari hari hanya cocok untuk iklim tropis.
Era kebaya Anne Avantie pu terus berkembang. Ide ide Anne dalam mengolah kebaya terus mengalir deras. Namun bukan berarti idenya diterima dengan baik. Banyak kalangan menilai karyanya dianggap tidak memperhatikan asal usul dan konteks budaya. Sekali lagi semua disikapi dengan bijak, karena baginya semua karya yang dibuat adalah hasil dari proses berpikir.
“Kalau kebaya ingin bisa dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak muda, maka kebaya harus dapat ditransformasi menjadi bentuk yang diterima secara umum dan internasional,” jelas Anne. Kini semua faktor itu ternyata menjadi faktor pembeda dirinya dibanding desainer lainnya. Tepat di tahun 2014, 25 tahun sudah ia berkiprah sebagai desainer. Anne Avantie adalah sebuah ikon kreatif Indonesia, sehingga kebaya di era modern saat ini bisa digunakan oleh siapa saja.
125 kebaya yang digunakan oleh artis artis lintas generasi seperti Rima Melati, Atikah Hasiholan, Widyawati dan Bunga Citra Lestari dalam memperingati 25 tahun berkaryanya di Jakarta Convention Center adalah buktinya. Bukti kreatifitas tiada henti dalam merenda kasih berbalut idealisme di setiap kebaya ranangannya. [Inflight Magazine Batik Air Sept 2014]