Pagelaran Wayang Kulit di Pentas Setu Paing Sobokartti
Sobokartti sebagai salah satu tempat di Semarang yang konsern terhadap berlangsungnya kesenian tradisional di Semarang terus berkembang sejak 5 tahun belakangan ini. Untuk menunjang aktivitas kesenian di gedung Sobokartti, maka Soboakrtti akan menggelar acara Malam Kesenian Setu Pahing.
Malam kesenian Setu Pahing merupakan acara yang rutin digelar dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai budaya Jawa. Pentas Setu Pahing ini akan diselenggarakan di Paseban Gedung Sobokartti pada hari Jumat, 29 Mei 2015 mulai 18.30. Acara ini terbuka untuk umum.
Pada Pentas Malam Setu Pahing akan diadakan pagelaran Wayang Kulit dengan lakon “Banjaran Gatutkaca” oleh dhalang Ki Sugimo. Sebelum acara pagelaran wayang akan disajikan pakeliran padat dan tarian oleh anak-anak siswa Sobokartti.
Lakon “Banjaran Gatutkaca”, mengisahkan perjalan hidup Gatutkaca, tokoh wayang yang dikagumi Sukarno, Presiden pertama Indonesia. Terinspirasi Gatutkaca, saat ditahan dalam penjara Banceuy Sukarno yakin kebenaran akan menang, walau harus kalah dulu berkali-kali.
Gatutkaca adalah seorang satria yang rela berkorban, termasuk mengorbankan jiwanya, demi menegakkan kebenaran. Bahkan ketika masih bayi ia telah dibawa ke kahyangan untuk menghadapi balatentara raksasa yang dipimpin Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu. Para dewa tidak mampu menghadapi amukan para raksasa itu, karena itu mereka meminta bantuan Gatutkaca kecil. Setelah digembleng di Kawah Candradimuka, Gatutkaca berhasil mengalahkan para raksasa itu.
Dalam Perang Baratayuda Gatutkaca gugur oleh senjata Kunta milik Adipati Karna. Warangka atau sarung senjata Kunta adalah alat yang berhasil memotong tali pusar Gatutkaca ketika masih bayi. Namun ketika tali pusar putus, sarung itu langsung masuk ke pusar Gatutkaca. Dengan demikian sudah ditakdirkan bahwa Gatutkaca akan mati oleh Kunta. Gatutkaca sudah mengetahui hal itu, tapi ia tetap berani menghadapi Karna. Dengan gugurnya Gatutkaca dan bersatunya Kunta dengan sarungnya di dalam tubuh Gatutkaca, Karna tidak lagi bisa menggunakan senjata itu. Kekuatan Karna berkurang sehingga kemudian berhasil dikalahkan oleh Arjuna.
Ki Sugimo, lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 26 Desember 1980. Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Karawitan (SMKI) Surakarta (kini SMK 8 Surakarta), ia melanjutkan ke Jurusan Pedalangan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan lulus sebagai Sarjana Seni (S.Sn.) pada 2007.
Pada 2009 ia berhasil meraih gelar Magister Seni (M.Sn) dari almamaternya itu. Saat ini Ki Sugimo aktif sebagai dosen di Akademi Seni Mangkunagaran (ASGA) dan Pasinaon Dalang ing Mangkunagaran (PDMN) di Surakarta.
CP: Johanis Adityawan 083838898992.