Ganjar Pranowo Begadang Pantau Banjir Pantura Melalui Media Sosial
SEMARANG – Hujan yang terjadi hampir merata di Jawa Tengah beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di sejumlah daerah terutama wilayah pantura. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan sampai begadang semalaman memantau situasi banjir yang terjadi dari Demak hingga Pekalongan itu agar dapat menggerakkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk terjun langsung ke lapangan.
“Semalam saya lek-lekan (begadang) mantau banjir di Pantura, masyarakat berteriak di mana kita (pemerintah),” ujar Ganjar di sela Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Pejabat Administrator, Pejabat Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional di Lingkungan Pemprov Jateng, di Gedung Gradhika, Kompleks Kantor Gubernur, Senin (28/1/2019).
Ganjar menyebutkan, melalui akun media sosialnya (medsos), Ganjar memperoleh mention dari salah satu akun radio yang tengah memawancarai warga korban banjir di Pekalongan. Di tengah wawancara tersebut, masyarakat setempat mengaku belum memperoleh bantuan. Pihaknya khawatir kondisi itu dimanfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi keadaan.
“Dia berkomentar belum menerima bantuan. Saya tekankan kalau bencana jangan dieksploitasi, kalau masih ada kekurangan langsung hubungi saya. Karena gampang,” ujarnya.
Di tengah suhu politik jelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu), kondisi bencana rawan dimanfaatkan untuk politisasi menjatuhkan personal maupun instansi. Jika hal itu sampai terjadi, masyarakat korban bencana lah yang paling dirugikan. “Seperti itu bisa digoreng sampai gosong terutama menjelang pilpres. Maka kondisi itu saya pantau terus lewat medsos. Cara ini yang kita pakai untuk melayani masyarakat,” katanya.
Dengan aktif memantau perkembangan di medsos yang mengabarkan kondisi wilayah dan korban banjir, dia pun mengenang saat melakukan kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu. Khususnya terkait penanganan kebencanaan di Negeri Matahari Terbit itu.
“Saat saya kunjungan ke Jepang mereka sangat siap menghadapi bencana. Ternyata sistem kependudukannya yang baik. Karena setiap ada pendatang, diberi tahu potensi bencana, antisipasi dan yang harus dilakukan saat bencana. Pemerintah tidak bisa datang kecuali darurat,” paparnya.
Namun, untuk menuju sejajar dengan yang dilakukan Jepang dalam penanganan bencana, Ganjar mengatakan masih cukup jauh. Tapi setidaknya pola yang dilakukan sudah dipahami sehingga upaya menuju ke sana lebih memungkinkan. Ganjar berharap hal tersebut juga menjadi cita-cita pejabat di lingkungan Pemprov Jateng.
“Kita akan seperti itu. Gampang? Tidak. Semua harus bergerak. BPPD, pekerjaan umum, dan OPD lain. Yang penting masyarakat tahu kemana harus menghubungi. Contoh ini menunjukkan bahwa kita mesti responsif dan pelayanan yang cepat, sampai persoalan kecil. Saya yakin bapak ibu bisa melakukan itu. Jangan kendor dengan adanya kritik. Tantangan kita makin hari makin berat,” pesan Ganjar kepada para pejabat yang selesai dilantik itu.
Untuk memastikan peningkatan kinerja dan pelayanan, Ganjar juga bakal rutin berkunjung ke OPD. Dia berharap agar semua pegawai juga menyesuaikan dengan ritme kerjanya. “Kita harapkan semua merespon persoalan-persoalan di masyarakat. Kultur sudah terbentuk, silakan nanti saling menyesuaikan. Saya akan berkeliling ke dinas-dinas bergantian dengan Gus Yasin. Beliau sangat energik untuk berkeliling dan itu sangat membantu untuk memetakan persoalan,” ungkapnya. (*)