Perbedaan Menulis Berita dan Menulis Blog

Menulis sebenarnya adalah kegiatan mudah namun menulis berita untuk sebuah media memiliki tata cara dan prosedur yang berbeda.

Hal itu disampaikan wartawan Koran Wawasan Nurul Wakhid dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) yang digelar majalah PublicaHealth Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undip di Gedung Sobokarti Semarang, Sabtu (14/12). Menurutnya, menulis berita memerlukan prosedur yang harus dipenuhi di antaranya ada unsur cover both side dan juga memperhatikan deadline penulisan.

“Berbeda halnya saat kalian menulis blog atau twitter yang tidak perlu adanya kroscek dari nara sumber karena itu merupakan opini kalian pribadi” terangnya di hadapan puluhan peserta pelatihan.

Dijelaskan, menulis berita juga harus memenuhi kaidah penulisan seperti unsur 5W1H dan juga teknik penulisan piramida terbalik. Hal itu berguna untuk memudahkan redaktur dalam melakukan pengecekan dan pengeditan berita.

Dengan demikian, bagian terpenting dari sebuah berita, dijadikan lead sedangkan bagian kurang penting diletakkan di bagian akhir. Ini juga untuk memudahkan pembaca memilih berita yang sesuai keinginan dan keperluan mereka.

“Lead ini sangat penting untuk menarik minat pembaca, membaca berita sampai akhir. Jika dari lead saja sudah tidak menarik, yakin pembaca tidak akan menyelesaikan membaca berita tersebut,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, disampaikan pula beberapa trik wawancara yang menarik bagi calon jurnalis pemula. Tips tips menulis berita agar mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca, juga diberikan untuk memancing dan menjadikan aktivitas menulis menjadi sesuatu yang menarik bagi peserta pelatihan.

Di akhir sesi, peserta juga mendapat pelatihan fotografi dari Raditya Mahendrayasa. Dia adalah jurnalis foto pemenang lomba foto Perubahan Iklim yang digelar Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) sekaligus nominator Lomba Foto UNESCO & WAN-IFRA Asia Pasifik 2013.