Perlu Kepedulian Komunitas Untuk Kawal Taman Kota

Diperlukan adanya kesatuan aksi dari komunitas pecinta lingkungan untuk mengawal keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sebuah kota. Hal itu disampaikan Kabid Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Semarang Budi Prakosa di acara Arisan Hijau yang digelar komunitas CEO (Care Enviromental Organization) di TBRS, Sabtu (22/2/2014). Menurutnya, banyak persoalan yang melatarbelakangi sulitnya membuat taman baru di sebuah kota.

Arisan Hijau CEO Semarang

“Banyak kepentingan yang seolah tidak memihak adanya pembuatan taman-taman baru dan terkesan lebih kooperatif dengan kepentingan investor yang membangunan bangunan,” tuturnya. Untuk ditulah diperlukan adanya kesatuan aksi untuk mendorong dan mengawal pemerintah agar tetap berkomitmen mengawal keberadaan RTH di pusat kota. Aksi-aksi dari komunitas ini akan menjadi pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk nantinya mengambil keputusan yang lebih berpihak pada publik.

Dirinya mencontohkan jika terjadi tarik ulur yang cukup panjang terkait pembuatan taman kota yang baru. Begitu pula pada kasus pembuatan Taman Pasar Kobong ataupun taman bekas SPBU Mugas.

“Sebagian pihak terutama swasta sudah melirik lokasi itu untuk kepentingan bisnis. Kalau taman kan jelas kepentingan publik dan sosial yang tentunya tidak akan membawa keuntungan apapun bagi investor bisnis,” tukasnya.

Arif Sugeng dari Dinas Kimtaru Pemprov Jateng menegaskan pihaknya akan mengawal setiap kebijakan RTH di daerah. Regulasi keberadaan RTH di sebuah daerah seluas 20 persen dari total seluruh lahan yang ada, harus tersedia.

“Memang Pemprov belum memiliki kontribusi riil terkait pengadaan RTH, tapi kami siap mengawal perkembangannya,” tukasnya.

Alifia Saraswati dari CEO menegaskan jika komunitas ini concern dengan pemberdayaan lingkungan dan berusaha mendorong keterlibatan masyarakat dalam isu-isu lingkungan. Yang paling nampak adalah aksi mereka yang mengkampanyekan pengurangan penggunaan bahan-bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

“Makanya kami menolak penggunaan sedotan plastik dan seluruh anggota selalu membawa tumbler atau botol air minum untuk mengurangi sampah-sampah plastik di kota ini,” tukasnya.

Kategori: Event . Tags:

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *