Surau Budaya, Kumpul Gayeng Budayawan Jawa Tengah

TEPAT di hari lahirnya Pancasila, Minggu (1 Juni 2014), budayawan dari berbagai kota di Jawa Tengah akan bertemu di Semarang. Bukan dalam rangka menggalang dukungan calon presiden tertentu tentu saja. Mereka berkumpul dalam sebuah acara musik berbalut puisi diselingi tarian kecintaan pada Yang Esa. Acara sederhana di sebuah taman pekarangan rumah bertajuk Surau Budaya.

Poster Surau Budaya SemarangBeberapa yang sudah menyatakan kesediaan untuk hadir diantaranya, Kiai kharismatik Pemimpin Pondok Pesantren Al Ishlah Meteseh Semarang Kiai H Budi Harjono, budayawan Semarang Prie GS, dan budayawan Pati sekaligus Pemimpin Orkes Puisi Sampak Gusuran Anis Sholeh Ba’asyin. Dari Ibu Kota, akan hadir Beben Supendi Mulyana atau Beben Jazz, pendiri Komunitas Jazz Kemayoran.

Menurut Festival Director Surau Budaya Nanda Goeltom, agenda ini pada awalnya adalah sebuah peluncuran album dari band AbsurdNation bertajuk Titik Balik. Band ini banyak terlibat dalam momen pertunjukan kolaborasi budaya seperti musikalisasi puisi, pengajian Suluk Maleman, pertunjukan gamelan, pentas tari sufi serta kolaborasi dengan beberapa seniman asli kota Semarang.

Nah, dari konsultasi dengan para budayawan, tercetus ide untuk menciptakan peristiwa budaya yang tidak hanya sekali digelar. Sebab bangsa ini, terlebih Kota Semarang, membutuhkan gelar-gelaran budaya rutin sebagai ajang bertemunya pelaku seni budaya, tokoh masyarakat, akademisi, pejabat pemerintah, dan tokoh muda kreatif.

“Maka kami merumuskan ide bagaimana mengkolaborasikan unsur kesenian, budayawan, serta para insan kreatif Kota Semarang. Menjadikan pagelaran budaya ini sebagai titik balik dari perkembangan budaya di Kota Semarang.”

Sebagai sarana penciptaan ruang kreatif dan kantong budaya baru, maka tempat penyelenggaraan pun tidak mengambil lokasi di gedung atau taman budaya. Surau Budaya: #Titik Balik mengambil setting di BILD Photospot, Jalan Rinjani No. 3A Semarang.

Di taman milik seorang pecinta kereta api, tak jauh dari rumah dinas wakil gubernur Jawa Tengah inilah, para budayawan dan pecinta seni budaya bersemuka. Merasakan hangat dan dinamisnya musik jazz, ditimpali gelak tawa dari guyon maton Prie GS, diakhiri alunan puisi Kiai Budi plus khidmat dan eloknya Tari Sufi.

Acara yang berlangsung pukul 12.00 hinga 17.00 ini rencananya juga menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko. Selain itu juga para seniman, sejarawan dan budayawan Semarang.

Nanda berharap, Surau Budaya dapat menjadi gelaran rutin dengan mengangkat tema berbeda. Pada penyelenggaraan ke depan, Surau Budaya ingin mengajak lebih banyak pelaku budaya, mencipta inovasi baru melalui sinergi dengan agenda-agenda kebudayaan kota, menjadikan Semarang menjadi lebih berwarna.

Surau Budaya juga diharapkan menjadi “forum rautan” untuk menajamkan pensil masing-masing pelaku, guna membentuk barikade perkembangan budaya yang dirasa semakin kehilangan arah.

“Dengan semangat menjadi titik balik budaya Semarang inilah maka kami memilih 1 Juni sebagai awal mula Surau Budaya. Sebab bagi kami, hari lahirnya Pancasila itulah sebagai titik balik merdekanya bangsa ini,” tutupnya.

Kategori: Event . Tags:
One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *