Kibo No Hana – Flower Of Hope by Bramanta Wijaya
Menjadikan batik sebagai mode paling mutakhir nampaknya merupakan misi yang harus diemban oleh para fashion designer di Indonesia masa kini. Batik merupakan salah satu warisan budaya yang sudah diakui internasional ini mempunyai banyak sekali makna transedental, pribadi ningrat pemakainya, peradaban yang tinggi serta pesan moral yang digoreskan secara geometris melalui lilin cair di atas permukaan kain oleh tangan tangan terampil para pengrajinnya.
Bramanta Wijaya pada koleksi Pre Fall 2015 kali ini menampilkan Batik Kawung dan Parang Rusak sebagai bintang utamanya. Pemilihan motif Kawung pada masa lampau digunakan hanya oleh kalangan ningrat ini mempunyai filosofi yang mendalam tentang perdamaian. Kemudian secara cerdas, Bramanta Wijaya membuat sebuah twist yang sangat mengejutkan dengan menghadirkan berbagai potongan kerah dan obi khas Jepang dalam nuansa nautical yang dimunculkan lewat permainan warna navy dan putih serta penggunaan material sheer yang menghembuskan nafas modernitas pada sehelai kain peninggalan budaya masa lampau.
Salah satu keunggulan dari Bramanta Wijaya adalah dalam hal styling. Bramanta Wijaya selalu menegaskan bahwa busananya selalu bersifat timeless, dan hal ini tercermin dari pemilihan material serta cutting yang menekankan pada gaya yang understated, sehingga lahirlah potongan busana yang modern dan lux namun mudah untuk dipadu padankan.
Dan akhirnya, melalui koleksi Kibo No Hana yang secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi Flower of Hope, Bramanta Wijaya ingin menegaskan bahwa makna tertinggi dari rangkaian motif geometris Batik kawung yang membentuk siluet bunga teratai yang menjadi simbol perdamaian dunia dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat hidup dengan bergandengan tangan tanpa adanya tendensi apa apa.