Perupa Semarang Hingga Bali Pameran di Pazaarseni TBRS
Pameran seni terbesar di Kota Semarang, Pazaarseni, akan berlangsung mulai Jumat (26/8/16). Pameran yang bertempat di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang.
Pazaarseni kali ini adalah penyelenggaran kali ketiga. Kali pertama Pazaarseni digelar pada 2014 lalu dan berlanjut pada 2015. Kali ini Pazaarseni akan diramaikan oleh perupa dari berbagai kota baik dari Kota Semarang maupun daerah lain. Sejumlah mata acara juga dikemas menarik untuk menghidupkan minat masyarakat pada seni dan budaya di Ibu Kota Jateng ini.
Pada perhelatan 2016, beragam kegiatan yang sudah masuk plot event. Diantaranya stand-stand pameran seni rupa dan tribute exhibition atau pameran tematik untuk mengenang kiprah seniman Semarang terdahulu. Pasar seni rupa diramaikan oleh pameran dari perupa Semarang, kendal, Gresik, Rembang, dan Bali
Kemudian Festival Monolog Semarang Sementara yang akan diikuti 12 peserta dari berbagai kampus. Diantaranya Teater Gema, Teater Sokobumi, Teater Buih, Teater Kapling, Teater Beta, Teater Kecil, Teater Wadas, Teater SS, Teater Emka, dan G-Therwas.
Untuk menghidupkan iklim kreatif, Pazaarseni menampilkan stand komunitas dan pasar industry kreatif. Pasar Komunitas dan Industri Kreatif diikuti Sobokartti, Akar Merdeka, Nana Henna, Kembang Hippie, Christina Rou Pottery, Great, Riskariska, Rana Wijaya Soe, Gerai Rempah babahe, Sahabat Diffabel, Komunitas Harapan, HM DKV Udinus, dan Kas Cloth.
Setiap harinya, pengunjung dihibur oleh penampilan band-band berkualitas berbagai genre. Diantaranya Rastafara, Semarang Reggae Community, Semarang Ska Foundation, Absurdnation, Aljabar, Hypotenusa, Tanpa Nada, Holybabyhorny, Octopuz, Goldthief, Moiss, Rexio, Bhalak, dan Congstik.
Selain itu, masih ada lapak buku dan diskusi sastra, malam puisi, Workshop Sahabat Seni, pemutaran film dan diskusi, dan mural jamming di sepanjang tembok TBRS.
Meski sudah dibuka mulai Jumat, namun pembukaan secara resmi baru dilakukan Sabtu (27/8) malam. Panitia merencanakan sebuah prosesi di patung Raden Saleh untuk menghormati seniman legendaris Indonesia tersebut.
Ketua Dekase Mulyo Hadi Purnomo menjelaskan, Pazaarseni memiliki semangat untuk membangun ruang apresiasi, edukasi, dan tempat bertemunya seni dengan masyarakat yang menghidupinya. Konsep ini dipilih untuk mengupayakan terciptanya pasar seni dalam arti luas (seni dan atau barang-barang seni) sebagai salah satu daya dukung penting kemajuan kota.
“Dengan Pazaarseni setiap tahun kami juga berkeinginan menciptakan ruang penghargaan berkala bagi beragam aktivitas seni di Semarang,” katanya.
Ketua Pazaarseni 2016 Adji Nugroho mengatakan, gelaran tahun ini tentu saja dituntut semakin mampu mengakomodasi perubahan yang terjadi pada dunia seni, tak terkecuali pemahaman konteks seni yang berkembang di masyarakat saat ini. Berniat untuk mengundang keterlibatan peserta dan audience dalam komposisi konsentrasi seni yang lebih berimbang, Pazaarseni 2016 mencoba untuk hadir tidak hanya sebagai tontonan kosong, lebih dari itu mampu menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat seluas-luasnya untuk menyiapkan diri menghadapi tuntutan zaman.
“Kali ini kami berkeinginan mengajak dan melibatkan pelaku seni lebih luas, khususnya teman-teman muda untuk kami ajak bersama-sama terlibat berbuat sesuatu untuk kota kita. Karena itu kami masih membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin bergabung dan meramaikan Pazaarseni 2016,” jelasnya.
Ramaikan 🙂