Prospek Perbaikan Ekonomi Jawa Tengah Masih Kuat

Pada triwulan II 2014, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,2% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,3% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh melambatnya ekspor yang dibarengi oleh penurunan impor yang cukup dalam. Sementara itu perlambatan kegiatan investasi, terutama dalam bentuk investasi non-bangunan, dibarengi dengan masih kuatnya kegiatan konsumsi swasta. Selain konsumsi rumah tangga, kegiatan terkait Pemilu yang juga menjadi pendorong kegiatan konsumsi swasta menandakan geliat ekonomi domestik. Kondisi tersebut mengindikasikan penyesuaian ekonomi Jawa Tengah kearah pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan masih berlangsung, sebagaiman yang terjadi secara nasional.

Perbaikan Ekonomi Belanja di Pasar Tradisional
[Ilustrasi – Belanja di Pasar Tradisional]

Dari sisi sektoral, perlambatan pertumbuhan terjadi pada sektor Pertanian yang dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi cuaca. Sementara sektor utama ekonomi Jawa Tengah lainnya, yaitu sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) mengalami pertumbuhan yang meningkat dibanding triwulan I 2014. Di sektor Industri Pengolahan, subsektor industri nonmigas menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan yang mengkonfirmasi permintaan domestik yang kuat.

Pembiayaan perbankan juga mengalami perlambatan meski masih tumbuh cukup baik. Pertumbuhan kredit secara keseluruhan melambat menjadi sebesar 15,96% (yoy) pada triwulan II 2014, dengan Non Performing Loan (NPL) relatif rendah yaitu 2,19%. Perlambatan terutama pada kredit investasi dan kredit konsumsi, dimana kredit investasi masih dapat tumbuh sebesar 22,81% (yoy). Di sisi lain, aset dan DPK perbankan di Jawa Tengah masih mengalami peningkatan. Dukungan terhadap kegiatan ekonomi Jawa Tengah juga tercermin pada kelancaran kegiatan sistem pembayaran, baik tunai maupun non tunai, yang tumbuh positif. Transaksi non tunai melalui kliring dan real time gross settlement (RTGS) meningkat, dengan transaksi jumlah uang yang keluar (outflows) meningkat dan inflows menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, persentase realisasi belanja Pemerintah Provinsi sampai triwulan II masih terbatas yang perlu didorong agar tepat waktu sehingga dapat memberi daya dorong pada pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan kondisi tersebut, inflasi di triwulan II 2014 terkendali. Hingga Agustus 2014 inflasi Jawa Tengah dalam tren penurunan sehingga menjadi sebesar 4,36% (yoy). Penurunan tersebut dimungkinkan sejalan dengan sudah tidak adanya dampak dari kenaikan harga BBM yang dilakukan Pemerintah di tahun 2013. Dampak faktor musiman puasa dan Idul Fitri terhadap inflasi Jawa Tengah juga terkendali, tercermin pada inflasi saat Lebaran di bulan Juli 2014 yang tercatat jauh dibawah rata rata inflasi terkait Lebaran selama 5 tahun terakhir. Kegiatan edukasi konsumen, yang antara lain dalam bentuk Iklan Layanan Masyarakat Bijak Berbelanja diperkirakan memberikan dampak yang positif terhadap stabilitas harga di Jawa Tengah.

Penyesuaian ekonomi tersebut juga tercermin pada perekonomian Jawa Tengah untuk keseluruhan tahun 2014 yang diperkirakan melambat dibanding tahun sebelumnya. Namun demikian, memasuki semester II tahun 2014 ekonomi Jawa Tengah diperkirakan membaik. Masih kuatnya keyakinan konsumen dan optimisme pelaku usaha diperkirakan menjadi penggerak ekonomi Jawa Tengah pada semester II. Selain itu, kegiatan investasi diperkirakan membaik sejalan dengan membaiknya stabilitas politik, meski diperkirakan tidak tmbuh sebesar tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil liaison, investasi non-bangunan dalam bentuk pembelian mesin telah banyak dilakukan di tahun 2013. Di sisi eksternal, membaiknya perekonomian global mendorong naiknya ekspor meski dibarengi kenaikan impor sejalan dengan tingginya import contet produk ekspor Jawa Tengah. Dari sisi sektoral, kinerja sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan mesih akan membaik dengan dukungan permintaan domestik. Kedua sektor tersebut diperkirakan masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sampai akhir tahun 2014.

Di sisi perkembangan harga, untuk keseluruhan tahun 2014, inflasi diperkirakan akan menurun dibanding tahun sebelumnya. Tekanan inflasi sampai dengan akhir tahun diperkirakan relatif normal sehingga di akhir tahun 2014 diperkirakan berada pada kisaran bawah 4,5% – 5,5% (yoy), atau turun tajam dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 7,98% (yoy). Penurunan ini didukung oleh terjaganya ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas pangan strategis. Selain itu, semakin solidnya koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam forum TPI/TPID turut mendukung penurunan inflasi Jawa Tengah, termasuk penguatan kerjasama antar daerah.

Kondisi di atas mengindikasikan bahwa prospek perbaikan ekonomi Jawa Tengah masih kuat. Faktor resiko pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang perlu diwaspadai antara lain bersumber dari faktor eksternal terkait ketidakpastian ekonomi global, dan dari faktor internal terkait dengan kemungkinan penyesuaian harga/tarif administered prices, terutama harga BBM, dan ketidakpastian cuaca. [Bank Indonesia – Adv, 16 September 2014]

Author: Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *