Obyek Wisata Harus Berani Tampil Beda
BALAIKOTA- Keunikan dan kreativitas menjadi modal utama dalam meningkatkan daya saing obyek wisata di Kota Semarang.
Hal itu disampaikan Koordinator Penggiat Wisata Kota Semarang Gus Wahid di sela sarasehan Ripparkot Untuk Meningkatkan Daya Saing Obyek Wisata yang digelar di Balaikota, Selasa (1/12/15). Menurutnya, belum banyak destinasi wisata yang memiliki keunikan untuk diunggulkan.
“Masih banyak destinasi yang belum memilik keunikan khusus yang belum dimiliki obyek wisata lain di daerah lain. Kalau mau dilihat orang lain, ya harus tampil beda,” terangnya.
SARASEHAN RIPPARKOT di Balai Kota.
Dijelaskan, dengan keunikan ini akan membuat calon wisatawan datang dan berkunjung serta menghabiskan uang mereka di kota ini. Namun dengan kesamaan bentuk destinasi serta tidak adanya hal baru yang bisa diperoleh, wisatawan menjadi malas berkunjung.
Untuk itulah diperlukan kreativitas dan inovasi terus menerus dari pengelola obyek wisata untuk bisa bersaing dan mendatangkan wisatawan. Komitmen dan konsitensi menjadi kata kunci lain untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata.
“Pengelola destinasi wisata perlu terus melakukan inovasi produk ataupun atraksi seni budaya yang menarik dan unik agar wisatawan betah berkunjung dan tidak bosan serta mau datang berkali-kali,” tukasnya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo menegaskan jika pihaknya bersama Disbudpar sudah merampungkan pembahasan Ripparkot (Rencana Induk Pariwisata Kota) Semarang. Ripparkot ini dapat menjadi pegangan dinas terkait untuk mengembangkan destinasi wisata hingga 25 tahun mendatang.
Dalam Ripparkot sudah dipaparkan berbagai rencana program pengembangan obyek wisata serta potensi daerah yang masih dapat dioptimalkan. Di sana juga sudah dibedakan antara destinasi alam, budaya hingga obyek wisata buatan.
“Kita tinggal mengacu pada Ripparkot dipadu dengan kreativitas, keunikan dan inovasi seperti yang disampaikan di atas maka akan muncul destinasi wisata unggulan baru di kota ini,” tutur politisi Golkar ini.
Pengamat wisata Benk Mintosih menambahkan sinergitas program pemasaran Disbudpar dan pelaku usaha pariwisata perlu ditingkatkan. Dengan demikian, tidak ada lagi masing-masing pihak yang berjalan sendiri-sendiri namun saling terkait satu sama lain.