Semarang adalah sebuah kota yang dibangun diatas tanah endapan yang prosesnya berlangsung selama ratusan tahun. Sebuah perairan dangkal dan rawa-rawa yang kemudian terjadi proses sedimentasi selama ratusan tahun lalu daratan pun terbentuk dan menambah daratan yang membentang ke arah utara dari kawasan pegunungan di daerah selatan.
Kota Semarang sebelum wilayahnya kita kenal sekarang hanyalah sebuah daerah yang terbentuk dari gugusan kepulauan, dan pemukiman mula-mula dikenal dengan sebutan Bukit Pragota, yang menurut catatan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah menyebutkan pada abad ke 8 Masehi, kawasan Bukit Pragota ini telah tercatat dalam wilayah kekuasaan Mataram Kuno.
Sulit untuk menemukan tinggalan masa kerajaan Hindu maupun Buddha di Semarang, yang merupakan tanda peradaban mula-mula di kawasan Nusantara ini. Besar kemungkinan karena memang Kota Semarang ini, dinilai tidak memiliki nilai startegis atau mungkin belum merupakan sebuah kota, masih berupa kawasan pemukiman-pemukiman kecil. Ini tak seperti kota dikawasan pesisir lainnya katakanlah Lasem, Tuban, Gresik, dsb yang memang telah memiliki peranan penting dimasa kerajaan Hindu-Buddha. Namun, penemuan situs Tugu oleh Sejarawan Belanda J. Knebel pada tahun 1938 agaknya membuat beberapa orang berhipotesa bahwa pada masanya Semarang sudah memiliki peranan penting. Situs Watu Tugu yang terletak di Tugurejo, Kecamatan Tugu, Semarang ini ditengarai adalah sebuah penanda akan batas antara kerajaan Majapahit dan Pajajaran.
Situs Watu Tugu ini hanyalah sebuah batu berbentuk stupa yang menjulang setinggi 4 meter [pada gambar, sebelah kiri] di puncak sebuah bukit ditepi jalan Raya Semarang-Kendal KM 11. Jangan terkecoh apabila berkunjung ke Situs Watu Tugu dan menemukan candi disebelah stupa ini, karena sebenarnya candi itu tidak asli, dibangun oleh seorang pengusaha Semarang di tahun 80an, yang justru merusak otentisitas Situs Watu Tugu.
Artikel Kontribusi:
M Yogi Fajri
Lopen Semarang
Bersama Sadar akan Kepemilikan Sejarah
Its time to Proud, Its time to preserve!
Twitter: @lopensmg
Facebook: Lopen Semarang

perlu peranan kita semua dalam menjaga warisan budaya nasional…